Sebelum Dikupas, Tampaknya Seperti "Telur Rebus Biasa", Tapi Setelah "Cangkangnya Dibuang", Dijamin Kamu Bakal Kaget Dan Mual Saat Melihat "Isi Dalamnya"!

Balut atau balot ("bah-jarahan") adalah telur itik yang telah difertilisasi dalam 16-21 hari yang cenderung telah menarik perhatian banyak turis asing, namun juga sempat menuai pemberontakan juga. Lebih tepatnya, ini adalah telur rebus yang tidak hanya mengandung putih dan kuning telur tapi juga embrio bebek yang sedang dalam tahap semi-berkembang. 



Makanan ini seringkali dipuji sebagai makanan khas Filipina yang paling terkenal dan eksotis. Cara paling sederhana untuk memakannya adalah kupas kulitnya dan dimakan dengan sedikit garam dan tidak ada bahan lainnya yang dicampurkan dengannya.


Untuk membuatnya, telur itik akan dibawa ke magbabalot ("mag-ba-ba-loht," pembuat roti) pada hari telur keluar dari perut induknya. Telur bebek yang telah dibuahi akan dimasukkan diinkubasi dalam keranjang yang dikelilingi oleh sekam padi yang hangat sampai mereka siap untuk direbus dan dijual.


Guirdo, pedagang balut, mengatakan banyak orang membeli makanan khas daerahnya itu. Tidak hanya warga Filipina, melainkan pendatang atau wisatawan yang ingin menikmati balut. Telur berembrio selalu tersedia sebab ada pihak yang membuatnya secara khusus. Mereka menggunakan mesin penetas yang diatur dalam kurun waktu tertentu sehingga menghasilkan telur berembrio bersamaan.


Umumnya, wisatawan yang baru pertama kali mencoba terlihat ragu, bahkan ada yang sudah memecah telur, membayarnya, dan langsung kabur. Mungkin takut atau tak sanggup mengonsumsinya. Rasa enggan mencoba juga bisa dikarenakan warna kuning telur yang menjadi cokelat keabu-abuan dan sebagian berwarna putih. Rupanya tidak sama dengan telur rebus. 

Untuk menikmati balut, layaknya seperti memakan telur setengah matang meskipun pengolahan balut dimasak hingga matang. Cara memakannya, yaitu dengan memecahkan salah satu sisi telur, kemudian sedot cairan di dalamnya, lalu buka cangkang untuk mendapatkan bagian dalam telur itu.


Ketika masuk ke dalam rongga mulut, terasa seperti telur rebus biasa. Apalagi jika ditambahkan garam, rasanya seperti telur asin. Tidak ada rasa daging.


Malahan, balut tidak hanya unik di Filipina, tapi juga di Vietnam, Laos, dan Kamboja serta sekitarnya, dan konon dibawa ke pantai ini oleh orang-orang Cina yang sedang berlayar di pulau. 


Semoga artikel ini bermanfaat ya, sahabat ! Dishare yuk!


Sumber: eatyourworld