Sophi Eber, bocah berumur 7 tahun adalah bocah biasa yang melakukan hal sama seperti yang dilakukan anak-anak seusianya, bermain dengan mainannya, bermain dengan teman-temannya, pergi ke sekolah dan hal lain yang biasa dilakukan gadis kecil lainnya.
Tapi saat usianya 6 tahun, dia dan keluarganya pergi berkemah pada Februari 2016 dan secara tidak sengaja, ia mengusap matanya dengan segumpal bulu binatang, yang memberinya reaksi alergi yang sangat buruk. Dia dilarikan ke rumah sakit agar matanya diperiksa, meski matanya terlihat baik-baik saja. Namun, detak jantung Sophi memburuk, dan kian memburuk, mendorong dokter melakukan CT scan untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi.
CT scan mengkonfirmasi ketakutan terburuk para dokter: Sophi memiliki tumor yang melilit kelenjar adrenalinnya, dan kemudian dia didiagnosis menderita kanker neuroblastoma stadium 4. Sel kanker dalam tubuh Sophi terbentuk di jaringan saraf kelenjar adrenal, leher, dada atau sumsum tulang belakang adalah kanker anak yang paling umum terjadi, menduduki peringkat ketiga setelah leukemia dan kanker pada sistem saraf pusat. Penyebab penyakit jenis ini masih belum diketahui. Gejala dan perawatannya bervariasi tergantung dari lokasi, ukuran dan posisi tumor, serta apakah kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya. Keluarga tersebut kemudian pindah dari rumah mereka di Kansas City, Missouri ke New York untuk memastikan anaknya mendapat perawatan terbaik.
Kenaikan denyut jantung Sophi sudah menjadi pertanda bahwa kanker telah menyebar. Tumor telah tumbuh begitu besar sehingga membuat jantung sulit memompa darah ke seluruh tubuhnya. Sophi menjalani 6 tahap kemoterapi, 14 tahap pengobatan radiasi dan kemudian melakukan operasi 9 jam yang melelahkan untuk mengangkat tumornya. Sophie yang malang, merasa sedih dan letih. Gambar ini diambil pada bulan Desember 2016:
Dan keajaiban pun terjadi, Bethany mamanya mengatakan setelah Sophi menjalani operasi 9 jam pada bulan Juni 2016, dokter menemukan bahwa semua bagian tumor dalam tubuhnya tidak lagi berbahaya. Sang ibu menambahkan: "Pengobatan kemoterapi yang ia jalani telah membunuh setiap sel kanker, tapi dia masih harus melakukan satu putaran kemoterapi lagi untuk dinyatakan bebas kanker."
Setelah menjalani perawatan kemoterapi dan radiasi secara intensif, akhirnya dia dinyatakan bebas kanker pada bulan Juli 2016. Meskipun kehilangan semua rambut di kepala dan alisnya, Sophi sangat ingin menghadiri hari pertama sekolahnya di kelas satu pada bulan Agustus tahun itu. Sophi pun diijinkan sekolah meskipun dia diharuskan memakai tabung oksigen di hidungnya.
Sebulan lalu, dia berhasil menyelesaikan tahun pertamanya di sekolah dasar. Guru Sophi mengambil foto dia pada hari pertama dan terakhir sekolah dan, lihat perbedaan antara 2 gambar luar biasa itu!
"Sekolah adalah pelipur lara karena di sana dia tidak harus menjadi penderita kanker. Awalnya dia merasa gugup karena tidak memiliki rambut, tapi dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia memiliki teman baik yang tidak mempedulikan itu" kata ibunya. Meskipun kanker Sophi telah dinyatakan sembuh total sejak Juli 2016, namun dia masih perlu mondar-mandir kembali ke New York setiap 3 bulan untuk pemeriksaan dan imunoterapi. Sejauh ini, dia telah melakukan 13 kali perjalanan.
Wah, selamat Sophi. Teruslah tumbuh menjadi gadis yang kuat dan menginspirasi banyak orang, melalui semangatmu kamu membuktikan bahwa kamu mampu melawan setiap penyakit yang ada.
Sumber: Erabaru