Bayi yang Tak Mampu Menangis Ini Menjadi "Korban Tak Berdosa" Akibat Perang Saudara. Kondisi Terakhir Sebelum Meninggal Bikin Orang Tak Kuasa Menahan Air Mata!

Udai Faisal, demikian nama bayi asal Yaman  yang baru berusai 5 bulan hanya memiliki berat sekitar 5.3 pon (sekitar 2.4 kg).



Namun, bayi malang ini meninggal karena malnutrisi dua hari setelah foto ini diambil. Udai lahir di masa Yaman dalam situasi perang. Ia dilahirkan di desa Hazyaz di selatan Sanaa yang sering digempur oleh pesawat-pesawat tempur.

Tubuh Udai tergeletak tanpa daya di rumah sakit Al-Sabeen di Sanaa. Pipa kecil dilekatkan di hidungnya. Akibat kekurangan gizi, tubuh Udai sangat kurus. Kedua lengan dan tanggannya bak tulang berselimut kulit. Bahkan, cairan pada otaknya mengering. Tak dapat memproduksi air mata lagi. "Udai bahkan tak mampu menangis," kata dokter setempat.

Udai memiliki delapan saudara, keluarganya hidup di tengah-tengah perang dan kemiskinan. Mereka hanya mengandalkan uang pensiunan ayah Udai, Faisal Ahmed, yang merupakan mantan tentara. Sementara itu, Ahmed terkadang bekerja sebagai kontruksi untuk menambah biaya hidup. Tapi karena perang, ia kehilangan pekerjaannya, sementara harga pangan terus naik dan memaksa mereka makan seadanya.

Saat Uda lahir, pesawat tempur koalisi Arab Saudi membom pangkalan militer pemberontak Houthis yang menguasai Sanaa. Hezzam, ibunda Udai, hanya mampu memberikan ASI selama 20 hari. Setelah itu, ASI berhenti mengalir sebab Hezzam juga didera kekurangan gizi.

Keluarga beralih menggunakan susu formula untuk memenuhi kebutuhan Udai, tapi susunya tidak selalu ada karena mereka tidak mampu membelinya. Jadi, dalam beberapa hari Udai akan minum susu, sementara hari lainnya ia hanya akan minum air biasa dan gula. Terkadang, ibu Udai harus menggunakan air tidak bersih untuk memenuhi kebutuhan minum keluarganya. Akibatnya Udai menderita diare dalam waktu tiga bulan kemudian.


Sebelum perang pecah di Yaman, ada sekitar 690 ribu anak usia di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi. Sekarang, jumlah anak yang tidak bisa mendapatkan air bersih di Yaman meningkat dari 1,3 juta anak menjadi 1.9 juta. hampir ¾ dari total penduduk.

Udai mulai diare kurang dari 3 bulan setelah lahir. Hingga pada 20 Maret kemarin, Udai mendapat perawatan di Rumah Sakit al-Sabeen. Kepala unit darurat rumah sakit tersebut mengatakan kalau Udai menderita gizi buruk, diare dan infeksi dada. Udai menderita kekurangan gizi akut, diare dan infeksi dada. Dokter memberinya suntikan antibiotik.


Dua hari kemudian, orang tuanya membawanya pulang ke rumah, karena harapan hidupnya tipis. Setelah Udai meninggal, ayahnya kemudian menguburkannya di bawah kaki bukit.

Karena perang saudara inilah yang menyebabkan kematian Udai Faisal, anaknya. Disaat anak-anak kecil belahan dunia lain bisa menikmati masa kecil mereka dari bermain, bersekolah dan bermanjaan dengan kedua orang tuanya. Nasib anak-anak ini sungguh jauh berbeda, begitu tragis, menyedihkan dan sangat menyayat hati kita! Apa dosa mereka sehingga mereka mendapat perlakuan seperti ini? 


Sumber: Tempo